Perjalanan Dicky Hermawan: Dari Driver Ojek Online ke Penghasilan Jutaan Hanya Bermodal Rp50.000
Tanpa ijazah, tanpa utang, tanpa bantuan — hanya dia dan smartphone-nya.
Nama saya Dicky Hermawan, usia 34 tahun, tinggal di Bandung. Sehari-hari saya bekerja sebagai driver ojek online. Pekerjaan ini sudah saya jalani hampir 6 tahun. Setiap pagi, sekitar pukul 6, saya sudah siap dengan jaket hijau dan helm di motor. Biasanya, saya buka aplikasi ojol dan langsung berharap ada orderan yang masuk. Kadang lancar, kadang sepi. Itulah dinamika hidup driver ojol: tidak pernah bisa benar-benar menebak berapa penghasilan hari itu.
Pendapatan saya rata-rata hanya cukup untuk bayar kos, makan sehari-hari, isi bensin, dan sedikit sisanya untuk kebutuhan darurat. Kalau hujan turun, kadang saya terpaksa berhenti kerja karena orderan sepi. Kalau panas terik, saya harus tetap melaju walau badan lelah. Banyak orang mengira jadi ojol itu mudah: tinggal ambil order, antar penumpang atau barang, lalu selesai. Padahal kenyataannya jauh lebih berat. Bukan hanya fisik yang terkuras, mental pun diuji.
Saya sering duduk di pinggir jalan, menunggu order sambil berpikir: “Apakah saya akan begini terus sampai tua? Apakah saya bisa menabung untuk masa depan? Bagaimana kalau suatu saat tubuh saya tidak lagi kuat untuk bekerja di jalanan?” Pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya gelisah.
Suatu sore, saya menerima order dari seorang mahasiswa. Sepanjang perjalanan, dia sibuk berbicara di telepon. Suaranya penuh semangat, sampai saya bisa mendengar jelas apa yang ia bicarakan: “Bayangin aja, cuma modal lima puluh ribu, gue bisa dapat belasan juta bulan ini. Gampang banget, tinggal klik-klik aja. Temen gue sampai nggak percaya!” Saya awalnya tidak terlalu peduli, tapi kata-kata “modal lima puluh ribu bisa jadi belasan juta” terus terngiang di kepala. Apalagi dia menyebut nama aplikasi itu berkali-kali. Malamnya, setelah selesai narik, rasa penasaran saya tidak bisa dibendung.
Saya pulang ke kos dengan tubuh lelah, tapi pikiran saya sibuk. Saya ambil ponsel, buka internet, dan mulai mencari aplikasi yang disebut mahasiswa itu. Saya menemukan situs resminya. Tampilan aplikasinya sederhana. Ada layanan dukungan, dan minimal deposit hanya Rp50.000. “Serius? Cuma lima puluh ribu?” pikir saya. Jumlah itu sama dengan ongkos dua kali isi bensin motor saya. Tidak ada yang perlu ditakutkan.
Saya memutuskan untuk mencoba akun demo terlebih dahulu. Rasanya menyenangkan. Antarmukanya sangat mudah dimengerti. Tidak ada istilah ribet, grafik rumit, atau bahasa asing yang bikin pusing. Hanya satu keputusan sederhana tinggal klik-klik saja. Saya mencoba berkali-kali. Kadang menang, kadang kalah. Tapi saya mulai melihat pola sederhana di balik pecahannya.
Beberapa hari kemudian, saya memberanikan diri. Saya isi saldo Rp50.000, jumlah yang tidak membuat saya takut kehilangan. Hari itu saya pasang taruhan pertama: Rp10 ribu. Hanya butuh 1 menit untuk melihat hasilnya. Dan ternyata saya menang. Saldo saya langsung bertambah. Mungkin jumlahnya kecil, hanya puluhan ribu. Tapi perasaan yang saya rasakan luar biasa. Seperti ada harapan baru yang muncul dalam hidup saya. Saya tidak lagi merasa pasrah menunggu orderan ojol. Saya mulai percaya bahwa ada cara lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Hari demi hari saya mulai lebih serius. Saya belajar dari pengalaman setiap kali mencoba. Saya tidak lagi asal menekan tombol, tapi mulai menerapkan strategi sederhana. Awalnya saya hanya dapat tambahan Rp100 ribu dalam sehari. Lalu meningkat jadi Rp300 ribu. Dalam seminggu, saldo saya bertambah lebih dari Rp1 juta. Saya kaget sekaligus bahagia. Saya mulai berpikir: “Kalau benar-benar serius, mungkin saya bisa lebih dari sekadar tambahan uang bensin.” Sekarang, setelah 4 bulan rutin mencoba, hasilnya stabil. Rata-rata saya bisa menghasilkan Rp7 juta hingga Rp12 juta per bulan. Pernah juga dalam satu periode mencapai Rp20 juta lebih. Angka yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Semua itu berawal dari modal kecil Rp50 ribu.
Mungkin itu tidak banyak… tapi saat itu, yang saya rasakan bukan hanya senang. Saya merasakan kepercayaan diri. Merasakan bahwa saya bisa kembali mengendalikan hidup saya. Dan saya sadar: ini baru awal.
Sekarang saya masih narik ojek online, tapi bukan lagi karena terpaksa. Saya melakukannya karena saya suka bertemu orang baru, bukan karena saya butuh uang dari orderan itu. Penghasilan dari aplikasi sudah cukup untuk kebutuhan hidup saya, bahkan lebih. Saya sudah bisa menabung, membantu orang tua di kampung, dan mulai merencanakan masa depan.
Dulu, saya selalu merasa masa depan buram. Tapi sekarang, saya berani bermimpi. Saya berencana membeli rumah kecil, memperbaiki motor, dan bahkan menabung untuk menikah. Semua itu terasa mungkin, karena saya tidak lagi sepenuhnya bergantung pada pekerjaan ojol.
Dan yang paling penting — saya mulai menabung. Untuk pertama kalinya. Sepanjang hidup saya. Dan yang terpenting — saya tidak lagi merasa tidak berguna.
Kalau kamu membaca ini — mungkin ini adalah kesempatanmu.
Saya sadar, banyak orang seperti saya yang merasa terjebak dalam rutinitas kerja yang melelahkan. Tapi jika saya, seorang driver ojek online dengan modal pas-pasan, bisa mengubah hidup hanya dengan Rp50 ribu, maka siapa pun juga bisa. Aplikasi ini tidak butuh ijazah, tidak perlu pengalaman finansial, dan tidak harus punya modal besar. Cukup keberanian untuk mencoba. Mulailah dengan akun demo gratisnya, pelajari polanya, dan jika sudah yakin, cukup isi modal kecil.
Sekarang saya bisa berkata: hidup saya benar-benar berubah. Semua berawal dari keputusan kecil, modal Rp50 ribu, dan rasa penasaran. Saya tidak lagi takut menghadapi masa depan. Saya punya keyakinan bahwa dengan usaha dan konsistensi, hidup bisa jadi lebih baik. Jika kamu membaca kisah saya ini, mungkin ini juga saatnya untuk mencoba. Siapa tahu, aplikasi ini juga bisa membuka jalan baru untukmu, seperti halnya untuk saya.
Komentar
Jaiman Kuswoyo
15 · Balas ·
Dewi Kartika
29 · Balas ·
Caturangga Permadi
48 · Balas ·
Asmuni Simanjuntak
103 · Balas ·
Mursinin Kurniawan
92 · Balas ·
Maya Anggraini
121 · Balas ·
Rizky Maulana
158 · Balas ·